Sabtu, 15 September 2012

The Digital God - Greg Iles

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah.
Kali ini saya ingin bercerita tentang novel yang belum lama ini saya baca. Yuk simak!

Novel ini menceritakan kisah David Tennant, seorang dokter yang bekerja di dalam proyek Trinity, suatu proyek untuk mengembangkan super-komputer yang dapat berpikir layaknya manusia.
Diceritakan pada awal kisah, David baru saja kehilangan temannya yang juga bekerja untuk Trinity, seorang pakar fisika bernama Andrew Fielding. Kegiatan David dan temannya dalam upaya mereka menghentikan Trinity, menyebabkan pihak keamanan Trinity yang dipimpin Geli Bauer memburu David. Ditemani seorang psikiater bernama Rachel Weiss, David berusaha mengungkap makna dibalik mimpi-mimpi yang menghantuinya, sambil berusaha mengungkap rahasia Trinity dan dampak buruknya.
Berhasilkah David?
Nah bacalah novelnya segera.

Komentar saya:

Novel dengan cerita yang bagus. Belum lama, saya pernah membaca novel karya Greg Iles yang lain berjudul Dead Sleep. Keduanya novel yang bagus, rekomendasi buat yang suka baca novel.
Alur cerita sangat-sangat menarik. Ciri khas yang terlihat dari novel ini adalah gaya penulisannya, yaitu cerita garis-besar, lalu mulailah fakta-fakta atau mungkin cerita masa lalu.
Penggunaan istilah-istilah dan fakta-fakta ilmiah di dalam novel ini sangat mengesankan. Imajinasi penulis mampu didukung oleh fakta-fakta ilmiah yang dia beberkan.
Tapi, pastinya banyak kekurangan.
Salah satunya yang saya perhatikan adalah, dalam novel Trinity dibuat dengan mengkopi model otak manusia dengan MRI, kemudia menyatukannya dengan mesin agar mendapatkan mesin yang berpikir seperti otak manusia, atau mungkin otak manusia yang mempunyai kecepatan berpikir layaknya mesin. Tapi tidak cukup itu saja, karena dibutuhkan ahli sistem saraf dan ahli komputer untuk menyatukan keduanya. Sebagaimana menurut David Tennant bahwa otak manusia dalam sebuah mesin seperti orang buta dan bisu, karena belum ada sistem saraf yang menghubungkannya dengan mesin. Nah, tapi kok bisa-bisanya gelombang otak diterjemahkan ke sebuah mesin sebagai output, dan input ke mesin dapat diterjemahkan ke otak agar diproses di dalamnya? Bagaimana menerjemahkan perintah dari otak, menjadi perintah ke mesin???
Berarti novel ini masih tergolong fiksi ilmiah, karena walaupun fakta-fakta di dalamnya terlihat begitu mendukung imajinasi sang penulis, tetap terlihat dibuat-buat.
Tapi selain daripada itu, novel ini adalah novel yang sangat bagus.
Sekian, mudah-mudahan bermanfaat.

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Save as PDF

Jumat, 07 September 2012

Ibu - Cahaya Sepanjang Masa

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah.
Bulan Ramadhan telah pergi, Syawal masuk menggantikannya. Perlu juga kali ini kita mengenang kedua orang tua kita, terutama ibu.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

"Dan tuhanmu telah menetapkan agar tidaklah boleh kalian menyembah selain kepadanya dan agar berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah satu dari keduanya ataupun keduanya memasuki usia tua, jangan kamu katakan 'Ah!' pada keduanya dan jangan menghardik keduanya. Tapi katakanlah kata-kata yang luhur kepada keduanya."
Orang tua begitu besar jasanya bagi kita anak-anaknya. Mereka selalu hadir baik saat terang maupun saat gelap dalam kehidupan kita.
Ibu, wanita yang perkasa. Ibu bagai batu karang, tak gentar terhadap ombak. Ibu mengandung anaknya, sembilan bulan merintih. Tiap siang dan malam tak bisa tenang, selalu memikirkan anaknya. Dalam kandungan, sang bayi terus mengambil nutrisi dari sang ibu. Ibu sering lemas, kekurangan darah. Cucuran keringat dan air mata sang ibu menjadi lautan, siang dan malam berdoa, mengharapkan keselamatan anaknya.
Saat melahirkan, ibu kehilangan banyak darah. Ibu mengalami keletihan yang luar biasa, tapi tetap saja ibu tak pernah memikirkan dirinya, yang dipikirkan adalah anaknya. Ketika sang bayi lahir, tak ada hal di dunia yang lebih diinginkan ibu selain melihat anaknya. Dalam keadaan sakit dan letih, ibu memaksakan senyum terberat dalam hidupnya ketika melihat sang anak tercinta lahir ke dunia. Dia belai lembut anaknya, penuh kasih sayang.
Kasih sayang ibu begitu besar layaknya samudera. Ibu begitu sedih ketika anaknya sakit. Ibu mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kesembuhan sang anak. Tatkala sang anak sakit, ibu ikut sakit akibat rasa khawatir. Sang ibu rela bertukar tempat dengan anaknya, hanya agar sang anak sehat.
Bahkan setelah dewasa, ibu tetap dengan sepenuh hati menyayangi anak-anaknya. Ibu tak akan rela melihat anaknya menderita. Siang dan malam, ibu selalu memperhatikan dan menyayangi anaknya. Kasih sayang ibu seperti rembulan yang meneduhkan, tidak panas dan tidak dingin. Kesabarannya laksana embun yang menyejukkan. Ibu adalah wanita yang mau memikul gunung di atas pundaknya, demi anaknya.
Sudah selayaknyalah kita menyadari jasa-jasa orang tua. Saatnyalah kita menghormati keduanya, mematuhi kehendak-kehendaknya, dan selalu berusah menyayangi keduanya.
Sungguh besar peran ibu. Tak sanggup seorang insan membalas kebaikannya. Tapi dengan membahagiakannya, menyenangkan hatinya, kita patut melaksanakannya.
Mudah-mudahan bermanfaat. Wallahu a'lam.

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Save as PDF

Senin, 27 Agustus 2012

Syukur Nikmat kepada Allah

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah.
Sebagai hamba Allah, sudah seharusnya kita bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan. Begitu banyak nikmat yang Allah berikan, dalam Al-Qur'an disebutkan:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Yang kurang lebih bermakna: "Jika kalian berusaha menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan sanggup menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang."
Coba kita renungkan makna yang dikandung dalam ayat di atas, lalu kita melihat dunia di sekeliling kita. Ada matahari, yang setiap hari menghabiskan berjuta-juta energi dalam bentuk reaksi nuklir, mampu menaungi kegelapan di planet-planet sekitarnya, menyediakan energi bagi kehidupan. Siapa yang menciptakan matahari dan menyediakan energi untuk pembakarannya? Allah. Apakah kita menciptakan matahari tersebut untuk kebutuhan kehidupan kita? Tidak. Semua itu telah tersedia, Allah-lah yang menyediakannya.
Lalu ada air, di sungai, di danau, di laut dan sebagainya. Perlu diketahui, air menutupi hampir 71% permukaan bumi kita ini. Air sangat penting bagi kehidupan dan bagi makhluk hidup, terutama untuk tumbuhan. Dengan adanya air, tumbuhan dapat tumbuh dengan subur. Lalu matahari juga menyediakan energi sehingga tumbuhan dapat ber-fotosintesis dan pada akhirnya menghasilkan oksigen yang digunakan untuk kita dan hewan. Air juga dibutuhkan oleh kita dalam membantu metabolisme dalam tubuh, begitu juga hewan. Hewan maupun tumbuhan hidup di bumi ini, tersedia untuk kita ambil manfaatnya. Hewan untuk kita ambil dagingnya, kulitnya. Tumbuhan untuk bahan makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pernahkah kita sadari nikmat-nikmat ini, fasilitas-fasilitas ini, yang disediakan oleh Allah? Tentu semua nikmat ini bukan kita yang menyediakannya. Apakah kita menciptakan tanah, tempat tumbuhnya tumbuhan? Atau iyakah, kita menciptakan air dan matahari? Kitakah yang menciptakan hewan serta tumbuhan, dan mengatur kelestariannya? Tentu jawabannya adalah tidak. Siapa yang menciptakan semua itu? Allah. Sudahkah kita bersyukur? Mungkin sudah. Sudah cukupkah rasa syukur kita?
Nah, pertanyaan ini harus kita tanyakan pada diri kita masing-masing.
Dalam tubuh kita ada daging, otot, tulang. Kita punya tubuh yang dapat bergerak. Tubuh kita terdiri dari triliunan sel. Sel dalam tubuh kita terdiri dari beragam unsur. Ada inti sel atau nukleus yang bertugas mengontrol aktivitas sel, ada ribosom yang merupakan penghasil protein. Ada sitoplasma, mitokondria, membran, dan lain-lain. Semua bekerja sesuai tempatnya, sesuai tugasnya. Setiap sel mempunyai peranan dalam membentuk kehidupan kita, memungkinkan kita hidup. Lalu, apakah kita mengatakan, bahwa sel-sel tersebut begitu saja mampu mengatur jalannya kehidupan? Tak terpikirkah oleh kita akan adanya pengatur yang maha kuasa lagi maha kaya, yang mengatur triliunan sel dalam tubuh setiap makhluk di muka bumi? Adakah dari kita, yang masih meragukan kuasa Allah?
Lalu ada jantung, paru-paru, ginjal, hati, usus, lambung, dan sebagainya. Organ-organ penopang kehidupan kita. Semua organ ini tersedia, gratis, disediakan oleh Allah. Lalu apa yang kita dapat lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah? Tentu dengan memperbanyak amal sholeh dan mengurangi maksiat kepadanya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku."
Sebagai rasa syukur, kita juga harus sering-sering mengucap Alhamdulillah. Kemudian, nikmat Allah itu harus kita jaga. Janganlah merusak alam, peliharalah. Kita harus gunakan fasilitas-fasilitas yang Allah berikan, agar bermanfaat terutama untuk kepentingan agama Allah, yaitu agama Islam. Janganlah sering menghamburkan rezeki yang kita terima, lebih bagus kalau disedekahkan. Gunakan panca indera yang Allah berikan untuk hal-hal yang baik. Seringlah membaca Al-Qur'an, yang mana akan menyejukkan hati kita dan juga organ-organ tubuh kita. Dengan banyak membaca Al-Qur'an, mata kita insya Allah akan dipenuhi cahaya Al-Qur'an. Bibir kita akan menjadi lembut, telinga kita akan lebih peka. Selain membaca Al-Qur'an, perlu juga kita memperbanyak dzikir, agar hati menjadi tenang dan lidah menjadi tidak kaku, dalam berbicara maupun melafadzkan asma-asma Allah.
Lalu apakah kita sudah benar-benar bersyukur? Benar-benar menyadari sepenuhnya bahwa kita milik Allah dan tak ada kuasa melainkan atas kehendaknya?

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَةَ إِلَّا بِاللهِ

Tidak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak Allah.”
Karena itu tak sepantasnya manusia merasa sombong di muka bumi. Tak sepatutnya manusia melupakan penciptanya. Tak selayaknya manusia kufur terhadap nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya.
Mudah-mudahan kita ditetapkan oleh Allah di jalan yang lurus. Wallahu a'lam.

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Save as PDF