Jumat, 07 September 2012

Ibu - Cahaya Sepanjang Masa

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah.
Bulan Ramadhan telah pergi, Syawal masuk menggantikannya. Perlu juga kali ini kita mengenang kedua orang tua kita, terutama ibu.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

"Dan tuhanmu telah menetapkan agar tidaklah boleh kalian menyembah selain kepadanya dan agar berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah satu dari keduanya ataupun keduanya memasuki usia tua, jangan kamu katakan 'Ah!' pada keduanya dan jangan menghardik keduanya. Tapi katakanlah kata-kata yang luhur kepada keduanya."
Orang tua begitu besar jasanya bagi kita anak-anaknya. Mereka selalu hadir baik saat terang maupun saat gelap dalam kehidupan kita.
Ibu, wanita yang perkasa. Ibu bagai batu karang, tak gentar terhadap ombak. Ibu mengandung anaknya, sembilan bulan merintih. Tiap siang dan malam tak bisa tenang, selalu memikirkan anaknya. Dalam kandungan, sang bayi terus mengambil nutrisi dari sang ibu. Ibu sering lemas, kekurangan darah. Cucuran keringat dan air mata sang ibu menjadi lautan, siang dan malam berdoa, mengharapkan keselamatan anaknya.
Saat melahirkan, ibu kehilangan banyak darah. Ibu mengalami keletihan yang luar biasa, tapi tetap saja ibu tak pernah memikirkan dirinya, yang dipikirkan adalah anaknya. Ketika sang bayi lahir, tak ada hal di dunia yang lebih diinginkan ibu selain melihat anaknya. Dalam keadaan sakit dan letih, ibu memaksakan senyum terberat dalam hidupnya ketika melihat sang anak tercinta lahir ke dunia. Dia belai lembut anaknya, penuh kasih sayang.
Kasih sayang ibu begitu besar layaknya samudera. Ibu begitu sedih ketika anaknya sakit. Ibu mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kesembuhan sang anak. Tatkala sang anak sakit, ibu ikut sakit akibat rasa khawatir. Sang ibu rela bertukar tempat dengan anaknya, hanya agar sang anak sehat.
Bahkan setelah dewasa, ibu tetap dengan sepenuh hati menyayangi anak-anaknya. Ibu tak akan rela melihat anaknya menderita. Siang dan malam, ibu selalu memperhatikan dan menyayangi anaknya. Kasih sayang ibu seperti rembulan yang meneduhkan, tidak panas dan tidak dingin. Kesabarannya laksana embun yang menyejukkan. Ibu adalah wanita yang mau memikul gunung di atas pundaknya, demi anaknya.
Sudah selayaknyalah kita menyadari jasa-jasa orang tua. Saatnyalah kita menghormati keduanya, mematuhi kehendak-kehendaknya, dan selalu berusah menyayangi keduanya.
Sungguh besar peran ibu. Tak sanggup seorang insan membalas kebaikannya. Tapi dengan membahagiakannya, menyenangkan hatinya, kita patut melaksanakannya.
Mudah-mudahan bermanfaat. Wallahu a'lam.

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Save as PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar