Assalamu
'Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke
hadirat Allah.
Shalawat serta
salam kepada Rasulullah.
Bulan Ramadhan
telah pergi, Syawal masuk menggantikannya. Perlu juga kali ini kita
mengenang kedua orang tua kita, terutama ibu.
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ
أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا
تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"Dan
tuhanmu telah menetapkan agar tidaklah boleh kalian menyembah selain
kepadanya dan agar berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah
satu dari keduanya ataupun keduanya memasuki usia tua, jangan kamu
katakan 'Ah!' pada keduanya dan jangan menghardik keduanya. Tapi
katakanlah kata-kata yang luhur kepada keduanya."
Orang tua
begitu besar jasanya bagi kita anak-anaknya. Mereka selalu hadir baik
saat terang maupun saat gelap dalam kehidupan kita.
Ibu, wanita
yang perkasa. Ibu bagai batu karang, tak gentar terhadap ombak. Ibu
mengandung anaknya, sembilan bulan merintih. Tiap siang dan malam tak
bisa tenang, selalu memikirkan anaknya. Dalam kandungan, sang bayi
terus mengambil nutrisi dari sang ibu. Ibu sering lemas, kekurangan
darah. Cucuran keringat dan air mata sang ibu menjadi lautan, siang
dan malam berdoa, mengharapkan keselamatan anaknya.
Saat
melahirkan, ibu kehilangan banyak darah. Ibu mengalami keletihan yang
luar biasa, tapi tetap saja ibu tak pernah memikirkan dirinya, yang
dipikirkan adalah anaknya. Ketika sang bayi lahir, tak ada hal di
dunia yang lebih diinginkan ibu selain melihat anaknya. Dalam keadaan
sakit dan letih, ibu memaksakan senyum terberat dalam hidupnya ketika
melihat sang anak tercinta lahir ke dunia. Dia belai lembut anaknya,
penuh kasih sayang.
Kasih
sayang ibu begitu besar layaknya samudera. Ibu begitu sedih ketika
anaknya sakit. Ibu mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kesembuhan
sang anak. Tatkala sang anak sakit, ibu ikut sakit akibat rasa
khawatir. Sang ibu rela bertukar tempat dengan anaknya, hanya agar
sang anak sehat.
Bahkan
setelah dewasa, ibu tetap dengan sepenuh hati menyayangi
anak-anaknya. Ibu tak akan rela melihat anaknya menderita. Siang dan
malam, ibu selalu memperhatikan dan menyayangi anaknya. Kasih sayang
ibu seperti rembulan yang meneduhkan, tidak panas dan tidak dingin.
Kesabarannya laksana embun yang menyejukkan. Ibu adalah wanita yang
mau memikul gunung di atas pundaknya, demi anaknya.
Sudah
selayaknyalah kita menyadari jasa-jasa orang tua. Saatnyalah kita
menghormati keduanya, mematuhi kehendak-kehendaknya, dan selalu
berusah menyayangi keduanya.
Sungguh
besar peran ibu. Tak sanggup seorang insan membalas kebaikannya. Tapi
dengan membahagiakannya, menyenangkan hatinya, kita patut
melaksanakannya.
Mudah-mudahan
bermanfaat. Wallahu a'lam.
Wassalamu
'Alaikum Wr. Wb.
Save as PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar